Permainan Persib dinilai lebih lepas jika tidak disaksikan penonton. Hal ini bisa dilihat saat Maung Bandung menaklukkan “Singo Edan” Arema Malang di Stadion Siliwangi, Minggu (2/11). Sementara saat melawan Persijap yang disaksikan penonton di Jalak Harupat, Eka Ramdani dkk justru bermain buruk. Catatan ini dilontarakan Psikolog Tim Persib Hedi Wahyudi.
Menurut Hedi, konsentrasi pemain dan pelatih seringkali terganggu oleh umpatan atau caci maki tak pantas yang kerap dilontarkan bobotoh. Hedi meminta bobotoh berhenti mencaci-maki pelatih dan pemain.
“Saya meminta bobotoh harus lebih dewasa, jangan ada lagi umpatan-umpatan yang tidak pantas. Terus terang saja, umpatan atau caci maki itu membuat konsentrasi pelatih dan pemain jadi terganggu,” tandas Hedi, Rabu (5/11).
Karena konsentrasi terganggu, kata Hedi, permainan Persib jadi tak bisa lepas dan tidak berkembang dengan baik. Sejumlah pemain ungkap Hedi, kerap mengeluhkan masalah ini kepada dirinya. “Banyak pemain mengeluh, asa karurusuh cenah, teu bisa konsentrasi,” tandasnya.
Hedi menegaskan, Persib sangat membutuhkan dukungan dari bobotoh. Namun dukungan itu sebaiknya disampaikan dengan cara yang baik. Hedi mencontohkan, bobotoh bisa mendukung permainan Persib dengan yel-yel atau nyanyian yang memberikan semangat.
“Nonton bola itu kan intinya mencari hiburan, jadi saya kira kalau ada orang yang melontarkan kata-kata kasar, justru itu tidak menghibur. Malah membuat suasana jadi nggak nyaman. Jadi kalau nonton bola sebaiknya kita lebih santun,” harap Hedi.
Minggu, 16 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar