Setelah melalui perdebatan yang cukup alot hingga menjelang tengah malam, Badan Liga Indonesia (BLI) akhirnya memutuskan untuk menghentikan seluruh kompetisi sepak bola yang digelarnya selama masa pemilu legislatif. Alasannya, pihak kepolisian tidak mau mengambil risiko mengeluarkan izin keamanan, karena konsentrasi mereka diarahkan untuk pengamanan pemilu.
Keputusan itu diambil BLI, usai mengadakan pertemuan dengan klub peserta Liga Super Indonesia (LSI) dan Divisi Utama Liga Indonesia di Surabaya, Sabtu (14/3).
"Keputusan menunda jadwal kompetisi Divisi Utama ini sudah final," kata Direktur Kompetisi BLI, Djoko Driyono, usai rapat dengan peserta Divisi Utama di Surabaya, Sabtu (14/3).
Kendati pertemuan dengan klub peserta LSI masih berlangsung hingga pukul 22.30 WIB, namun kompetisi sepak bola level tertinggi di Indonesia itu pun hampir bisa dipastikan bernasib sama dengan kompetisi Divisi Utama. Pasalnya, hampir tidak mungkin LSI bisa tetap digelar, sementara Divisi Utama dihentikan untuk sementara pada masa pemilu.
Penundaan jadwal pertandingan selama masa pemilu itu dipastikan membuat akhir kompetisi bakal molor. Inilah yang membuat sejumlah klub berteriak, terutama menyangkut pembengkakan dana. "Kita jelas sangat keberatan, karena sudah pasti, molornya akhir kompetisi berdampak pada pembengkakan dana. Kita menuntut PSSI dan BLI memberikan bantuan dana," kata Asisten Pelatih Persib, Robby Darwis ketika dihubungi "GM" di Surabaya.
Robby melaporkan, pertemuan yang baru dimulai pada pukul 21.00 WIB itu berlangsung cukup alot. Meski kecenderungan untuk dihentikan sangat besar, namun Robby mengatakan, sejauh ini belum ada keputusan pasti.
Dari Bandung, Asisten Manajer Persib, H. Umuh Muhtar mengaku pasrah dengan keputusan BLI. "Kompetisi hampir pasti dihentikan. Semuanya sudah lalieur. Kita tunggu sajalah," katanya, pasrah.
Selain Persib, klub-klub lain pun berteriak soal pembengkakan dana. "Jelas kami sangat menyesalkan jika memang pertandingan sepak bola harus berhenti selama masa kampanye. Satu alasannya adalah membengkaknya anggaran," kata Sekretaris Persik Kediri, Barnadi kepada detiksurabaya.com
Membengkaknya kebutuhan anggaran, menurut Barnadi, dipastikan akan semakin memberatkan klub sepak bola yang saat ini sebagian besar di antaranya tengah mengalami krisis keuangan. "Tidak bisa dimungkiri, sebagian klub di Indonesia pelat merah. Lha, kalau anggarannya membengkak, mau dicarikan ke mana lagi?" ujarnya.
Alasan kepolisian menghentikan kompetisi untuk menjaga stabilitas keamanan sebelum, selama pelaksanaan, dan sesudah pemilihan umum, dianggap Barnadi terlalu berlebihan. Menurutnya, tidak semua daerah di Indonesia rawan kerusuhan, meski terjadi pengerahan massa dalm jumlah besar.
Hal senada diungkapkan pelatih Persija Jakarta Danurwindo, yang juga mengemukakan alasan yang hampir sama. Menurutnya, anggaran menjadi alasan utama penyesalan dihentikannya pertandingan sepak bola selam masa kampanye.
Divisi Utama berhenti
Sementara itu, Joko mengatakan, jadwal kompetisi Divisi Utama dipastikan molor karena tidak adanya jaminan keamanan dari pihak kepolisian pada saat pelaksanan kampanye pemilu. Jadwal kompetisi reguler yang semestinya berakhir pada 25 April 2009 mundur hingga 10 Mei 2009.
"Khusus untuk babak '8 Besar', baru bisa diselenggarakan pada pertengahan hingga akhir Mei 2009. Sedangkan finalnya sebelum atau sesudah pilpres (pemilu presiden, red)," tambah Djoko.
Dengan demikian, lanjutnya, sudah dua kali jadwal kompetisi Divisi Utama yang diikuti 29 tim itu mengalami perubahan. Sebelumnya BLI membuat jadwal kompetisi tersebut berakhir pada 25 Februari 2009. Namun karena ada ajang Pra-Piala Dunia, BLI merevisi jadwal pertandingan tersebut yang berakhir pada 25 April 2009.
Dengan adanya keputusan tersebut, peserta rapat menyepakati, kompetisi Divisi Utama dinyatakan libur antara 18 Maret - 12 April 2009.
"Memang ada beberapa peserta rapat yang keberatan dengan mundurnya jadwal kompetisi ini. Namun, mereka saya ingatkan untuk tetap berpikiran positif terhadap pihak kepolisian. Polisi melarang pertandingan sepak bola pada saat kampanye itu bertujuan baik demi melindungi persepakbolaan nasional," katanya.
Kamis, 19 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar